Diary, aku benar-benar menyentuhnya..

Aku tidak habis pikir, aku masih saja seperti dulu. Belum ada perubahan setelah pindah dari Malang. Aku masih menganggap lingkungan sekolahku asing. Aku tidak terlalu suka bermain kejar-kejaran dengan teman perempuan ataupun laki-laki. Bermain masak-masakan, dokter-dokteran aku tidak terlalu mnyukainya.

Kenalkan dia Viola, yang satu lagi Bella...Aku sering bermain bersamanya. Sapa dia? teman yang baik seperti peri. Mereka selalu ada di dekatku. Mereka juga ikut pindah ke Magelang. Ternyata Magelang ini punya sejuta laron di pagi hari, Bella selalu mengingatkan aku untuk bangun pagi-pagi agar laron-laron tetap masih berterbangan.. Mereka berdua cantik seperti putri. aku juga berharap akan cantik seperti mereka. Oh ya satu lagi kami senang bernyanyi bersama-sama.. Lagu favorit kami adalah My Bonnie..

Lagunya seperti ini :
"My Bonnie lies over the ocean, my bonnie lies over the sea, oh bring back my bonnie to me". Kami selalu serentak menyanyikan lagunya. Kalau aku lupa, mereka tidak akan berhenti bernyanyi membuat aku tidak akan pernah lupa lagi dengan lirik lagu tersebut.

Viola sama Bella memang teman imajinasiku. Mama Papa sering menghiraukan ceritaku kalau aku punya pengalaman baru dengan mereka. Hanya mengangguk dan memasang wajah heran, itu yang sering aku lihat. Tidak ada yang membuatku jadi lebih nyaman selain mereka. Seharusnya Papa Mama juga ikut larut dalam certaku bersama mereka. Uh, tapi responnya mengurungkan ceritaku.


Selain itu, walaupun aku masih duduk di kelas 2. Jangan heran kalau aku punya sejuta cerita di buku diary. 

Diary, hari minggu ini hari yang paling mengasyikkan..selain libur aku menangkap banyak laron yang aku kumpulkan dalam toples palastik kecil. Kata Viola, aku mahir benar dalam menangkapnya. Terus, aku ajarin aja dia cara menangkap laron dengan benar. Dia pun makin sibuk dengan laron yang berterbangan kesana kemari. Tealapak tangannya yang mungil mampu menutup badan laron. Kami merasa bersalah, telah menangkap laron mungil-mungil itu. Ada sebagian yang patah sayapnya. Tapi kami tidak mau tinggal diam. Kami langsung menuju ujung blok perumahan, menuju sawah hijau. Di Malang, kami jarang melihat sawah. Yang hanya kami bisa lihat di Malang hanya Gunung Arjuna yang menjulang tinggi. Tetapi Magelang tidak kalah bagusnya. Kami melihat gunung besar di depan sawah. Kata Papa itu Gunung Sumbing, namanya lucu ya Diary. Kami terbangkan kembali laron-laron itu dengan membuka toples plastik. Laron-laronnya lucu sekali diary, mereka berebutan menuju unjung toples seperti halnya pasukan tentara. Kami bertiga tertawa geli melihatnya. Tiupan angin dari sawah membuat kami ingin tidur di hempasan angin itu. Aku membaringakan badanku sambil mendengarkan beberapa musik dari hp kakak ku. Diary tahu? Mba Tata sedang sibuk mencari hpnya ke sana kemari. Aku memang sengaja mengambil hpnya tanpa ijin. Kalau aku meminta ijin, pasti Mba Tata tidak akan mengijinkannya "

Apa yang aku sentuh?aku masih mengingatnya..benda hitam bersuara...hmmmm..yang membuatku kala itu bahagia sekali. Viola, Bella kini tinggal nama. Dan aku lupa kalau dulu aku punya teman imajinasi..


 

Komentar