Lihat Langit Biru Disana !

"Viola,Bella kamu sedang apa? Kenapa pergi terlalu lama? Apa kalian marah padaku, karena kini aku sudah bisa bermain dengan teman baruku di Magelang?"

Aku menatap langit, menunjuk awan yang terus berarak pelan ke kanan dan ke kiri. Aku merasa kesepian. Viola, entah di mana ia berada. Bella, aku tidak tahu keberadaannya. Mereka berdua menghilang tanpa sepengetahuanku. Aku ingin bermain bersamanya lagi.

Aku sudah berumur 10 tahun, duduk dikelas 6B. Selalu mendapatkan B. Aku sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan sekarang. Bermain mata-mata adalah salah satu permainan yang mengasyikkan bagiku. Aku sebagai agen rahasia 454 dan Mba Fitri menjadi agen rahasia 464. Aku tidak tahu filosofi dari bilangan tersebut. Hanya saja kita berdua memang sengaja membuat yang aneh-aneh seperti halnya film action. Aku dan Mba Fitri adalah teman sekelas, aku memanggilnya dengan sebutan Mba karena memang sekolahku mengajarkan untuk menyebut nama teman dengan sebutan Mba. Memang benar Mba Fitri lebih tua dibanding aku, tetapi hanya terpaut 11 bulan.

Permainan yang sangat lucu. Ketika itu, ada dua temanku yang sedang marahan. Kami berdua ingin sekali memulihkan hubungan mereka berdua. Oleh karena itu, kasus tersebut menjadi salah satu tugas kami sebagai agen rahasia. Sebagai langkah awalnya, setiap jam istirahat kami berdua saling membagi tugas. Aku harus memata-matai  satu diantara mereka, begitu juga dengan Mba Fitri. Bermodalkan dengan niat yang baik, kami mengintai di balik jendela kelas. Untuk mengintainya, kami harus keluar kelas dan memutar sekolah lewat kamar mandi ikhwan. Jendela kelas 6B cukup besar, Aku harus hati-hati.Tujuan dari pengintaian kami adalah untuk mendapat fakta yang tepat dan alasan mengapa mereka berdua bermusuhan, mungkin saja kasus salah paham, tapi Aku tidak tahu juga. Selama proses pengintaian, ada beberapa yang menyulitkan kami. Pertama, bau pesing dari kamar mandi ikhwan. Kedua, jika ada tugas yang belum terselesaikan kami selalu menunda pengintaian. Ketiga, banyak ikhwan yang bermain bola di sekitar pengintaian kami. Aku kan parno sama bola. Takut kalau bola itu melambung dengan tinggi, walaupun tanpa ada tiupan angin langsung menuju ke wajahku, dan akhirnya bola itu mencium wajahku. Sangat mengerikan sekali!



Ada juga beberapa kasus yang cepat terselesaikan tanpa harus melalui proses pengintaian. Seperti halnya spionase di sebuah negara... Permainan itu tidak berlangsung lama karena sudah duduk di kelas 6 SD, banyak try out dari dalam maupun luar sekolah. Mau tidak mau harus ikut, untuk bekal ujian nasional esok.

Cepat sekali, aku sudah 5 tahun tinggal di Magelang. Dan bersekolah di standar islam terpadu. Tidak terbayangkan. Kepribadianku kini berubah. Aku banyak belajar agama islam. Alhamdulillah...

Komentar