Aku Rinduu Malang :D


Matahari pagi masih tetap sama saja ketika aku memandanginya di ayunan sewaktu di taman kanak-kanak. Kunciran berjumlah 2 buah berwarna-warni di rambutku, kini sudah tidak aku kenakan lagi. Rok pendek berwarna biru sebagai seragam sehari-hari di TK sudah tak berguna lagi. Keluguanku yang dulu sering membuatku malu untuk mengingatnya , kini sudah bukan melambangkan sifatku lagi. Ketika merasakan teman baru di Malang, aku seakan- akan  kelebihan tenaga untuk berlari kesana-kemari. Mengayuh pedal sepeda yang beroda tiga tanpa rasa lelah. Masa-masa TK yang penuh keceriaan, hanya membubuhkan kenagan di album foto bersampul kuning.

Aku masih mengingatnya,walaupun ada beberapa yang samar-samar. Putri, Andine, Jessica menjadi teman supermainanku.Masing-masing dari kami mempunyai kebiasaan yang hampir sama. Kami selalu menguncir rambut di sudut kanan dan kiri kepala mirip dengan kelinci dengan pita yang berhias bulu-bulu warna-warni. Oh ya kala itu kami mengenakan baju balet berwarna merah muda indah, bawahannya kami selalu memakai stoking berwarna putih. Kami bukan ballerina sungguhan, apalagi aku,  gerakanku kaku dan juga tidak seirama dengan nada klasik yang dibawakan Kak Nurul. Sampai sekarang aku masih tertawa sendiri mengingat aku yang dulu.

Merasakan hidup di Malang hanya seperti merasakan aroma minyak wangi tanpa menggunakannya. Hanya sebentar aku merasakan hidup di Kota Apel itu. Laron-laron yang berterbangan kesana kemari mengantarku pergi jauh dari Malang. 



Anak kecil yang terdapat di album  kini sudah menginjak ke tanah Jawa Tengah. 
Ha Na Ca Ra Ka.. apa ini? aku belum pernah mengenal tulisan berekor-ekor seperti ini. Bingung, heran, penasaran, bercampur menjadi keringat yang bercucuran. Aku merindukan Malang, dan lagi-lagi aku teringat dengan musik klasik yang di bawakan Kak Nurul salah satu guruku yang paling jago memainkan setiap tuts piano. Ada rasa malas, bercampur dengan rasa bosan. Sampai akhirnya nilai akademisku meluncur ke bawah hingga tergoreskan tinta merah yang banyak di rapor. Mama selalu menawarkan aku untuk mengikuti kursus mata pelajaran, berkali-kali tawaran itu terucap dari mulut manis Mama. Apa boleh buat, aku ikuti perintahnya. Namun, apa hasilnya? tak ada yang berubah sedikitpun. Semangatku tiba-tiba hilang. Aku keluar dari kelas 2B, menghirup udara yang segar. Di temani dengan kicauan burung yang menginggap di kabel listrik. "Kenapa keluar kelas?Apa pelajarannya sulit?" anak perempuan cantik berkerudung hijau mengampiriku, aku tak tahu namanya. Aku membalasnya dengan senyuman dan menjawab " Aku rindu dengan kota itu, temanku, guruku, laron-laron pagi yang berterbangan di rumahku" aku tak memandangnya sedikitpun, "Hei kamu jangan hanya melamun memandangi langit saja, di sini kamu punya teman baru jangan berpikir yang tidak-tidak, bisa saja kami melampaui keceriaan teman-temanmu disana." anak perempuan itu mengagetkan bahuku..... 

Komentar